Cinta dalam Sepotong Es Lilin Mbah Jumiyo

Kamis, 5 Januari 2023 | 16:17 WIB

Mbah Jumiyo, tengah, saat melayani pembeli es lilin di Alun-alun Kidul, Yogyakarta

Jumiyo (71), barangkali tergolong orang-orang yang cukup gigih melewati zaman. Mbah Jumiyo, panggilan akrabnya, mengaku sudah berjualan es lilin sejak dekade 1970-an. Artinya, dirinya sudah 50 tahun berjualan 'kudapan' masa lalu itu di berbagai zaman. Di tengah timbul tenggelamnya aneka jajanan masa kini.

Sehari-hari, Mbah Jumiyo membawa enam termos es lilin yang dijual di Alun-alun Kidul, Yogyakarta

Jumiyo mengaku, awalnya dia 'kulakan' atau membeli es lilin dari seseorang untuk dijual kembali. Kemudian, dia mengolah sendiri es lilin jualannya. Es Lilin Jadul milik Mbah Jumiyo dibuat menggunakan air gula yang ia tuangkan kedalam cetakan yang sebelumnya sudah diberi batang kayu untuk pegangan dan dibekukan di kulkas. Dibantu sang istri, mbah Jumiyo bisa membuat hingga 200 potong es lilin yang dikemas dalam plastik transparan.

Pilihan es lilin jadul yang dijual Mbah Jumiyo di Alun-alun Kidul, Yogyakarta

Es lilin jadul dengan berbagai rasa seperti cokelat dan buah naga cukup dijual seharga Rp. 2.500 per potong. Berbekal sepeda onthel yang sudah dimodifikasi agar bisa membawa enam termos yang berisi es lilin, mbah Jumiyo menempuh jarak kurang lebih 20 kilometer dari rumahnya di Tegal Lurung, Gilangharjo, Pandak, Bantul, menuju Alun-alun Kidul Kota Yogyakarta, tempat mangkalnya dari sore hingga malam.

Reporter : Kalila Tabina Dhia Azzahra & Muhammad Nurjati
Fotografer : Muhammad Nurjati
Editor : Mamuk Ismuntoro