“Isu Kemanusiaan” dalam Photo Talk World Press Photo 2022
Kamis, 13 Oktober 2022 | 15:24 WIB
Martine Chalmers, kanan, Regional Partnership Manager World Press Photo, berbicara dalam diskusi di Pendhapa Art Space, Yogyakarta, Sabtu (8/10)
Pameran World Press Photo 2022 kembali digelar di Yogyakarta.
Ajang pameran hasil kompetisi fotojurnalistik paling terkenal di dunia ini untuk kedua kalinya digelar di Pendhapa Art Space, Yogyakarta, mulai 8-30 Oktober 2022.
Pembukaan pameran pada Sabtu (8/10) lalu menghadirkan photo talk bersama Martine Chalmers, Regional Partnership Manager World Press Photo, Joshua Irwandi, jurnalis foto dan Dr. Edial Rusli, S.E., M.Sn, Pembantu Dekan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, di Pendhapa Art Space, Yogyakarta.
Ajang pameran foto ini diadakan untuk mengangkat berbagai isu kemanusiaan dunia berlandaskan edukasi di zaman sekarang. Edial Rusli mengatakan bahwa tidak ada manipulatif dalam foto. Lebih lanjut Edial menambahkan, karena ada fakta yang perlu dijelaskan. Sehingga menjadikan sebuah naratif yang benar-benar sahih.
Sementara itu Martine Chalmers menjelaskan, bagaimana foto bisa mengubah dunia."Lewat fotojurnalistik (jurnalistik) seluruh dunia dibuat tahu dan bisa merasakan apa yang sedang terjadi di dunia yang penuh konflik ini," tutur Chalmers.
Pada awalnya, World Press diselenggarakan oleh Belanda yang bekerjasama dengan Kedutaan Belanda selama 20 tahun lebih. Termasuk dengan 6 wilayah belahan dunia (Afrika, Asia, Eropa, Amerika Utara & Tengah, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara & Oseania).
Martine Chalmers, kanan, Regional Partnership Manager World Press Photo, menjelaskan salah satu foto pemenang World Press Photo 2022 di Pendhapa Art Space, Yogyakarta, Sabtu (8/10)
Di kontes edisi ke-65 tahun ini, terdapat 4.066 fotografer dari 130 negara. Sehingga jumlah yang masuk hampir 65.000 fotografer dari penjuru dunia.
Untuk edisi kali ini terdapat 31 juri berkualifikasi tinggi. Salah satunya Yopie Pieters, dari Indonesia.
Reporter : Kalila Tabina Dhia Azzahra
Fotografer : Farrel Agung Pratama
Editor : Mamuk Ismuntoro