Tradisi Larung Sesaji, Wujud Doa dan Rasa Syukur Masyarakat Joketro

Teks & Foto : Ahmad Fathurrizqi
Editor : Farid Wahdiono

Rabu, 31 Juli 2024 | 11:45 WIB

Masyarakat bahu-membahu memindahkan tumpeng ke perahu nelayan untuk dibawa ke tengah laut

Di bawah langit berawan, warga pesisir Desa Joketro, Kecamatan Panggul, Trenggalek, Jawa Timur berbondong-bondong untuk menyaksikan upacara adat larung sesaji yang diadakan di Pantai Joketro, Kamis (11/7/2024).

Pagi itu, seolah tak mau ketinggalan moment, masyarakat telah memadati lokasi yang menjadi tempat dimulainya kirab. Ada sebagian dari mereka yang kemudian mengikuti jalannya kirab, dan sebagian lainnya sekadar memotret atau memvideokan acara tahunan tersebut.

Upacara adat larung sesaji ini bertujuan untuk meminta keselamatan kepada Tuhan bagi nelayan yang mencari rezeki dari laut. “Karena kita (nelayan) dalam satu tahun mengais rezeki dari laut, mudah-mudahan bisa ditambah rezekinya banyak, dan kita semua bisa selamat,” tutur Supangat selaku ketua kelompok nelayan Pantai Joketro.

Terdapat kirab gunungan yang menjadi bagian dari pelaksanaan upacara yang diikuti oleh warga RT 25 sampai RT 27 Desa Joketro. Barisan kirab setiap RT-nya memiliki iring-iringan yang berbeda-beda.

Gunungan atau tumpeng dari masyarakat RT 26 Desa Joketro

Menurut Supangat yang juga Ketua RT 27, barisan kirab RT 25 membawa tumpeng yang diiringi dengan pasukan kendang kempul. Kelompok RT 26 mempersembahkan dua barisan tumpeng yang diiringi dengan barongsai. Adapun RT 27 membawa barisan tumpeng dan reog.

Iring-iringan kirab yang beraneka menciptakan keberagaman budaya yang diusung. Barisan kendang kempul dengan pakaian merah mencolok dan ikat kepalanya menyuguhkan tetabuhan kendang berirama; barisan barongsai pun begitu, dengan lincahnya menampilkan atraksi yang mencuri perhatian warga, terlebih anak-anak; dan kelompok reog Ponorogo menampilkan aksi yang atraktif.

Dari sekian banyak gunungan yang terdapat dalam kirab, hanya ada satu gunungan yang dilarung ke lautan. Gunungan itu berisi nasi kuning, satu ekor ayam utuh yang telah diolah, dan beberapa sesaji yang menjadi pendampingnya.

Sajen yang telah disiapkan dan akan dilarung ke tengah laut dalam tradisi larung sesaji di Pantai Joketro, Trenggalek, Jawa Timur

Gunungan yang akan dilarung terlebih dulu dinaikkan ke perahu nelayan yang dijaga oleh beberapa orang untuk dibawa ke tengah laut. Perahu tersebut nantinya diiringi oleh beberapa perahu lain yang ditumpangi warga yang ingin menyaksikan.

Perjalanan menuju tengah laut tidak semudah yang diperkirakan. Ombak besar menjadi tantangan tersendiri ketika membawa gunungan. Beberapa kali ombak menghantam, namun perjalanan tetap harus dilanjutkan.

Gunungan akan dilepaskan ketika perahu sudah cukup berada tengah lautan. Sebelum dilepaskan, tumpeng atau gunungan didoakan untuk hal-hal kebaikan dan keberkahan. “Harapan dan hal-hal baik semoga terus ada seiring melestarikan tradisi ini, kalau bisa ke depannya bisa lebih meriah dan lebih bagus lagi,” pungkas Supangat.

Prosesi larung tumpeng dan sesaji