Pameran “Sua Gelora”, dari Ranah Fotografi ke Imajinasi
Selasa, 13 Juni 2023 | 14:55 WIB
Pameran fotografi – lebih tepatnya fotografi eksperimental – bertajuk “Sua Gelora” digelar di Pendhapa Art Space yang berlokasi di desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta. Pameran yang menyuguhkan karya-karya mahasiswa Fakultas Seni Media Rekam (FSMR), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini berlangsung dari 10 sampai 14 Juni 2023.
Di ruang pameran yang cukup luas itu terpampang sejumlah karya dari 60-an mahasiswa yang mengambil mata kuliah Fotografi Eksperimental. Ini merupakan mata kuliah wajib peminatan bidang fine-art photography.
Dosen pengampu yang terdiri atas Risman Marah, Arti Wulandari dan Aji Susanto Anom P menuliskan dalam catatan kuratorial, “Semangat berkarya seni dengan eksperimentasi dan ekspresi personal menjadi titik tolak penting bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah Fotografi Eksperimental.”
“Visualisasi yang dilakukan pun tidak hanya representasional, tapi juga bermain pada wilayah pengemasan tema-tema metaforis dan simbolik,” lanjutnya.
Sebagaimana secara umum diketahui, sebuah foto adalah rekaman visual dari suatu realitas, atau bisa dikatakan sebagai representasi realitas. Namun, karya-karya dalam pameran ini lebih dari sekadar kreasi fotografi karena ada proses kreatif lanjutan setelah foto tercipta. Imajinasi pengkarya terasa lebih banyak “bicara”.
Dari semua karya yang dipamerkan, kita bisa melihat ekspresi diri dari masing-masing pengkarya atas foto yang telah dihasilkannya. Ketua Jurusan Fotografi FSMR ISI Yogyakarta Oscar Samaratungga mengemukakan, setiap individu menyuguhkan karya yang berbeda, “Karena hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari latar belakang estetis dan pengalaman empiris.”
Sebagai contoh, kita bisa melihat karya Onesiforus Krisdahono Dani Laksita yang diberi judul “My Super Dad”. Melalui karyanya, dia menampilkan karya hitam putih yang terlihat blur, dan di bagian depan karya itu dipajang sebuah kursi roda.
Si pengkarya bermaksud menceritakan ayahnya yang mengidap glaukoma, dan divonis buta sejak sebelum menikah dengan ibunya. Namun karena mukjizat yang luar biasa, katanya, ayahnya “masih bisa melihat dengan keterbatasannya.”
Dalam karya yang berjudul “Paranoid Personality Disorder” (PPD), Farrel Agung Pratama sebagai pengkarya bercerita tentang penderita PPD. Karyanya yang dibuat dengan light painting photography mencoba menggambarkan bentuk ekspresi atau impresi yang disalurkan oleh pengidap PPD. “Orang dengan PPD sering percaya bahwa orang lain mencoba merendahkan, menyakiti, atau mengancam dirinya,” tulis Farrel dalam catatan yang menyertai karyanya.
Itulah antara lain cerita visual dari sekian banyak karya yang ditampilkan dalam pameran, dan tentunya masih banyak lagi lainnya yang dapat dinikmati. Pameran yang dibuka oleh Prof Drs Soeprapto Soedjono MFA PhD pada Sabtu (10/6/2023) lalu ini masih bisa dikunjungi sampai Rabu (14/6/2023) depan.
“Pameran ini merupakan bentuk keberhasilan mengeksplorasi dan menampilkan karya-karya seni. Semoga karya-karya yang dipamerkan di sini dapat menginspirasi dan memberikan pengalaman artistik yang menarik bagi semua pemirsa,” papar Dr Irwandi, Dekan FSMR ISI Yogyakarta dalam sambutannya.
Reporter/Fotografer: Farid Wahdiono