Pameran Foto Gempa Jogja 2006, Mengingat untuk Waspada

Sabtu, 27 Mei 2023 | 12:35 WIB

Ketua panitia pameran Devi Rahman atau Aka (kanan) dan Ketua Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana saat memberi keterangan kepada awak media seusai acara pembukaan pameran, Jumat (26/5/2023)

Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta menggelar pameran foto jurnalistik bertajuk “Kilas Pitulas”. Dibuka pada Jumat (26/5/2023) sore, pameran menyuguhkan foto-foto terkait gempa bumi yang melanda wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah.

Pengunjung melihat karya fotografi yang dipamerkan dalam _Kilas Pitulas_ di warung mi ayam dan bakso “Dhongso”, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY (25/6/2023)

Pameran diselenggarakan di warung mi ayam dan bakso “Dhongso”, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY, dan akan berlangsung sampai 2 Juni 2023.

Kata “pitulas” diambil dari bahasa Jawa yang berarti tujuh belas (17). Gempa dengan magnitudo 5,9 tersebut terjadi pada 27 Mei 2006, sehingga “Kilas Pitulas” bisa diartikan sebagai kilasan peristiwa yang terjadi pada 17 tahun silam.

Pengunjung melihat karya fotografi yang dipamerkan dalam _Kilas Pitulas_ di warung mi ayam dan bakso “Dhongso”, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY (25/6/2023)

Ketua panitia pameran, Devi Rahman atau lebih akrab disapa Aka, menyebutkan bahwa jumlah foto yang dipamerkan sebanyak 59 karya dari enam pewarta foto. Angka itu, katanya, “Mengambil dari angka besarnya kekuatan gempa, yaitu 5,9 magnitudo.”

Pengunjung melihat karya fotografi yang dipamerkan dalam _Kilas Pitulas_ di warung mi ayam dan bakso “Dhongso”, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY (25/6/2023)

Yang menarik, foto-foto yang dipamerkan dicetak di atas kain satin. Menurut Aka, ide awal pencetakan di atas kain itu sebenarnya agar menjadi karya cetak yang eksklusif. “Karena masih jarang yang memakai media kain. Selain itu, cetak kain satin juga cukup awet dan mudah dalam perawatannya,” paparnya kepada Majalah MATA.

Salah satu karya foto yang dipamerkan dalam _Kilas Pitulas_, Jumat (26/5/2023)

Pameran ini diharapkan agar kita lebih peduli akan bahaya bencana. “Karena sebenarnya bukan gempa yang mematikan, tapi kurangnya kesiapan kita menghadapi bencana,” lanjut Aka yang kini bekerja untuk kantor berita AFP.

Dalam sambutan pembukaan pameran, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana mengatakan, pameran ini menjadi semacam pengingat, tentunya tidak mengingat hal-hal yang mengharu-biru, melainkan menjadikan kita bisa belajar dan lebih bisa mengantisipasi. Sebab, gempa bumi itu sifatnya berulang.

“Melalui pameran ini, mari kita mengingat untuk belajar dan ke depan untuk makin waspada,” kata Biwara.

Reporter/Fotografer : Farid Wahdiono